Dipublikasikan 4 bulan yang lalu • Bacaan 2 Menit
Sebenarnya, ini bukan kali pertama muncul rumor soal kombinasi varian Delta dan Omicron. Beberapa waktu lalu, istilah 'Delmicron' juga sempat bikin geger. Diklaim sebagai kombinasi varian Delta dan Omicron, namun hingga kini tidak ada dokumentasi ilmiah yang menguatkan keberadaannya.
Dikutip dari Hindustan Times, banyak ahli berpendapat 'Deltacron' ini juga bukan varian nyata, lalu apa sebenarnya? Berikut fakta-faktanya.
Leondios Kostrikis, profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, menyebut strain dinamakan 'Deltacron' lantaran tanda genetik mirip Omicron berada di dalam genom varian Delta.
Laporan yang dimuat pertama kali di Bloomberg menunjukkan ada 25 kasus Deltacron yang telah ditemukan sejauh ini. Namun, banyak hal terkait kasus Deltacron ini belum diketahui pasti.
Begitu juga terkait penularan 'Deltacron', masih belum dipastikan apakah varian ini menular lebih cepat atau malah hilang dengan sendirinya.
"Kita akan melihat di masa depan jika jenis ini lebih lebih menular atau apakah akan bertahan."
Genome sequencing 25 kasus Deltacron sudah dikirim ke GISAID, database internasional yang melacak perubahan virus, pada 7 Januari 2022.
Ahli virologi Tom Peacock mengatakan di media sosial bahwa Deltacron mungkin bukan varian sebenarnya, tetapi kemungkinan ada kontaminasi.
"Jadi ketika varian baru datang melalui laboratorium sekuensing, kontaminasi tidak biasa (volume cairan yang sangat sangat kecil dapat menyebabkan ini) biasanya urutan yang cukup jelas terkontaminasi ini tidak dilaporkan oleh media utama," jelasnya.
"Rekombinan pasti patut diperhatikan dan hampir pasti pada akhirnya akan ditemukan, contoh khusus ini hampir pasti kontaminasi," tulisnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Habis Delmicron, Muncul Deltacron! Diklaim Gabungan Delta dan Omicron"