Dipublikasikan 4 bulan yang lalu • Bacaan 1 Menit
"Mayoritas (penularan) masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri. Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari laman resmi Kemenkes, Sabtu (8/1/2022).
Selain itu, kepala European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases dari Aarhus University Hospital di Denmark, Prof Eskild Petersen, menyebut gejala infeksi dari varian Omicron dengan flu biasa memang amat sulit dibedakan.
"Pilek biasa dan Omicron, dalam pandangan saya, tidak mungkin untuk dibedakan," ujarnya, dikutip dari The National News, Sabtu (8/1/2022).
Sedangkan menurut National Health Service (NHS) Inggris, gejala utama COVID-19 mencakup tubuh demam tinggi, batuk terus-menerus, dan kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium bau. Namun memang, khususnya pada infeksi varian Omicron, beberapa gejala tumpang tindih dengan gejala flu biasa. Seperti hidung tersumbat atau berair, nyeri otot, dan bersin.
dr Petersen juga menambahkan meski flu dan infeksi Omicron menimbulkan gejala sangat mirip, masih terdapat perbedaan gejala yang mencolok antara kedua penyakit tersebut.
Menurutnya, flu cenderung lebih menimbulkan nyeri otot dan nyeri punggung dibanding dengan COVID-19 varian Omicron. Gejala tersebut tak biasanya dialami pasien COVID-19, khususnya pada varian Omicron.
"Jika Anda benar-benar menderita influenza, Anda mengalami demam dan nyeri otot secara umum," ujarnya.
Selain itu, pasien flu biasanya tidak mengalami anosmia atau kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium bau.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terungkap, Dokter Beberkan Perbedaan Paling Mencolok Omicron Vs Flu Biasa"