Winnetnews.com - &nbsp;&nbsp;Presiden Joko Widodo (Jokowi) pemerintah cukup kesulitan mengendalikan ekonomi di tengah pandemi&nbsp;Covid-19. Ia juga mengutarakan semakin menyulitkan lagi melihat&nbsp;saat ini proyeksi ekonomi dunia kerap&nbsp;berubah-ubah

&quot;Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan covid dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah,&quot; kata Jokowi dalam acara &#39;Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional&#39; di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7).

Jokowi mengungkapkan, tiga bulan lalu ia sempat menghubungki petinggi&nbsp;International Monetary Fund (IMF) untuk memperbarui informasi mengenai perekonomian dunia. Jokowi pun mendapat informasi bahwa angka perekonomian dunia kemungkinan dalam kondisi minus.

&quot;Dia mengatakan kepada saya Presiden Jokowi kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5% dari yang sebelumnya 3% sampai 3,5 plus. Sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5%,&quot; jelasnya.

Setelahnya, Jokowi mengaku juga coba menghubungi pihak Bank Dunia (World Bank) dan didapatkan jawaban&nbsp; pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5%.

&quot;Bukan tumbuh. Minus 5% growthnya. 2 minggu yang lalu saya telpon OECD beda lagi. Pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus, tumbuh tapi minus 6% sampai minus 6% sampai minus 7,6%,&quot; lanjutnya.

Ketidakpastian mengenai kondisi ekonomi global itu menurut Jokowi membuat keadaan semakin sulit. Terlebih ia juga mendapat kabar sejumlah negara maju juga mengalami minus dalam pertumbuhan ekonomi.

&quot;Isinya hanya minus, minus, minus, minus, minus dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu,&quot; ucap dia.

Melihat dampak akibat pandemi virus corona,, Jokowi memperkirakan ekonomi Indonesia pada&nbsp;pada kuartal II akan minus 4,3% hingga 5%.

&quot;Kuartal I 2020 masih plus 2,97%. Plus. Tapi di kuartal II kita sudah akan jatuh minus. Kita harus ngomong apa adanya. Bisa minus 4,3% sampai mungkin 5%,&quot; pungkasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pemerintah cukup kesulitan mengendalikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Ia juga mengutarakan semakin menyul...

ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-ungkap-proyeksi-ekonomi-global-jokowi-isinya-hanya-minus-dan-minus-1595555509.jpg

Ungkap Proyeksi Ekonomi Global, Jokowi: Isinya Hanya Minus dan Minus

Winnetnews.com - &nbsp;Dalam kurun empat tahun mendatang atau tepatnya tahun 2024, Indonesia diprediksi bakal menjadi salah satu negara yang menyandang predikat raksasa ekonomi dunia. Hal tersebut diambil berdasarkan data Produk Domestik Bruto&nbsp; (PDB)-Paritas Daya Beli World Bank dan IMF.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio menanggapi kabar positif tersebut dengan kemungkinan Indonesia menggeser beberapa negara maju di Eropa.

Febrio mengungkapkan, pada 2024 mendatang susunan perekonomian dunia akan mengalami pergeseran. Akibatnya negara-negara Asia berpotensi mendominasi urutan lima terasa, bahkan menggeser negara-negera di Eropa. Ia menjelaskan, setelah China dan Jepang yang telah bertengger sebagai raksasa ekonomi dunia, Indonesia dan India juga diprediksi akan masuk ke jajaran tersebut dan menggeser Inggris serta Jerman.

&quot;Kerja keras penanganan Covid-19 2020 akan sangat menentukan pemulihan di tahun-tahun berikutnya,&quot; kata dia dalam siaran pers, Rabu (22/7).

Penyebab pergeseran ekonomi ini, kata Febrio antara lain disebabkan karena pertumbubah kelas menengah di Asia. Secara demografi hal ini juga menaruh nilai positif dalam pergeseran dominasi Asia menjadi raksasa ekonomi dunia.

Menurut&nbsp;World Economic Forum, ketika China diprediksi menurun pertumbuhan ekonominya seiring dengan populasi penduduk yang kian menua, beberapa negara di Asia Tenggara seperti&nbsp;&nbsp;Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru berpotensi menjadi jawara perekonomian Asia dengan motor pertumbuhan berupa meningkatnya angkatan kerja.

Perkiraan ekonomi dunia tersebut dibuat dengan menggunakan gambaran pertumbuhan ekonomi&nbsp;beberapa tahun ke depan, termasuk tahun 2020 serta proses pemulihan ekonomi di tahun-tahun berikutnya.

Bank Dunia dan IMF sebelumnya memprediksi&nbsp;beberapa negara dengan PDB terbesar di tahun 2020 akan mengalami pertumbuhan negatif, seperti AS (-6,1 persen, yoy), Jepang (-6,1 persen, yoy), Jerman (-7,8 persen, yoy), dan Brazil (-8,0 persen, yoy).

Dalam kurun empat tahun mendatang atau tepatnya tahun 2024, Indonesia diprediksi bakal menjadi salah satu negara yang menyandang predikat raksasa ekonomi...

geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-geser-inggris-dan-jerman-indonesia-diprediksi-jadi-negara-ekonomi-terbesar-ke-5-pada-2024-1595476188.jpg

Geser Inggris dan Jerman, Indonesia Diprediksi Jadi Negara Ekonomi Terbesar ke-5 Pada 2024

WinNetNews.com - Pada tahun 2050, dunia mungkin telah berubah drastis dari apa yang kita ketahui sekarang, termasuk lanskap ekonomi dan keuangan di bumi ini. Sebuah laporan dari layanan profesional raksasa PwC terlihat di mana ekonomi di seluruh dunia akan menjadi yang terbesar dan paling kuat dalam 33 tahun waktu mendatang.Laporan yang berjudul &quot;Pandangan lama: bagaimana ekonomi global akan berubah pada tahun 2050?&quot;, peringkat 32 negara dengan proyeksi produk domestik bruto global mereka dengan paritas daya beli.PPP digunakan oleh ahli makroekonomi untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar hidup di antara negara-negara di seluruh jangka waktu tertentu.Dengan pengecualian dari Amerika Serikat, banyak dari kekuatan ekonomi dunia saat ini seperti Jepang dan Jerman akan melorot dari peringkat global, digantikan oleh negara-negara seperti India dan Indonesia, yang saat ini memiliki pasar negara berkembang.Seperti dikutip dari Independent , inilah beberapa negara yang diprediksi memiliki ekonomi paling kuat pada tahun 2050:1. China &mdash; $58.499 triliun, Atau Rp 775.696 triliun2. India &mdash; $44.128 triliun, atau Rp 585.137 triliun3. United States &mdash; $34.102 triliun, atau Rp 45.219 triliun4. Indonesia &mdash; $10.502 triliun, atau Rp 39.256 triliun5. Brazil &mdash; $7.540 ttriliun atau Rp 99.980 triliun6. Russia &mdash; $7.131 triliun, atau Rp 94.557 triliun7. Mexico &mdash; $6.863 triliun, atau Rp 91.003 triliun8. Japan &mdash; $6.779 triliun, atau Rp 89.889 triliun9. Germany &mdash; $6.138 triliun, atau Rp 81.389 triliun10. United Kingdom &mdash; $5.369 triliun, atau Rp 71.192 triliun11. Turkey &mdash; $5.184 triliun, atau Rp 68.739 triliun12. France &mdash; $4.705 triliun, atau Rp 62.388 triliun13. Saudi Arabia &mdash; $4.694 triliun, atau Rp 62.242 triliun14. Nigeria &mdash; $4.348 triliun, atau Rp 57.654 triliun15. Egypt &mdash; $4.333 triliun atau Rp 57.455 triliun16. Pakistan &mdash; $4.236 triliun, atau Rp 56.169 triliun17. Iran &mdash; $3.900 triliun, atau Rp 51.714 triliun18. South Korea &mdash; $3.539 triliun, atau Rp 46.927 triliun19. Philippines &mdash; $3.334 triliun, atau Rp 44.208 triliun20. Vietnam &mdash; $3.176 trillion, atau Rp 42.113 triliun21. Italy &mdash; $3.115 triliun, atau Rp 41.304 triliun22. Canada &mdash; $3.1 triliun, atau Rp 41.106 triliun23. Bangladesh &mdash; $3.064 triliun atau Rp 40.628 triliun24. Malaysia &mdash; $2.815 triliun, atau Rp 37.326 triliun25. Thailand &mdash; $2.782 triliun, atau Rp 36.889 triliun26. Spain &mdash; $2.732 triliun, atau Rp 36.226 triliun27. South Africa &mdash; $2.570 triliun, atau Rp 34.078 triliun28. Australia &mdash; $2.564 triliun, atau Rp 33.998 triliun29. Argentina &mdash; $2.365 triliun, atau Rp 31.359 triliun30. Poland &mdash; $2.103 triliun, atau Rp 27.885 triliun31. Colombia &mdash; $2.074 triliun, atau Rp 27.501 triliun32. Netherlands &mdash; $1.496 triliun, atau Rp 19.836 triliun

Pada tahun 2050, dunia mungkin telah berubah drastis dari apa yang kita ketahui sekarang, termasuk lanskap ekonomi dan keuangan di bumi ini. Sebuah laporan dari...

inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/image-inilah-32-negara-yang-diprediksi-memiliki-ekonomi-paling-kuat-di-dunia-tahun-2050-indonesia-di-posisi-berapa-ya-.jpg

Inilah 32 Negara yang Diprediksi Memiliki Ekonomi Paling Kuat di Dunia Tahun 2050. Indonesia di Posisi Berapa Ya?

WinNetNews.com - Kondisi perekonomian dunia saat ini masih tidak bagus. Ekonomi di negara maju dan berkembang tidak seperti yang diharapkan, dan juga masih dalam tekanan."Ekonomi Tiongkok yang menunjukkan rebalancing, dan juga juga harga komoditi dan harga minyak yang masih rendah," kata Agus di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (2/3/2016).Namun untuk ekonomi Indonesia, Agus mengatakan, tahun lalu sudah mulai terjadi perbaikan. Inflasi mulai terjaga, demikian juga untuk defisit transaksi berjalan yang menunjukan pengurangan."Kita memahami di sektor perindustrian juga cukup banyak industri yang masih memerlukan bahan baku dan bahan antara dalam bentuk impor. Dan kita mendengar bagaimana rencana Kemenperin untuk melakukan dan mengundang industri untuk melengkapi susunan industri yang ada di dalam negeri. Termasuk program melakukan perbaikan sektor hulu dari industri, dan upaya melakukan hilirisasi dan proses nilai tambah di sini," papar Agus.&#160;Pada kesempatan itu, Agus menyinggung soal masih besarnya transaksi industri di dalam negeri yang menggunakan dolar AS. Nilainya saat ini sudah turun, dari tahun lalu rata-rata US$ 7 miliar/bulan, menjadi US$ 4 miliar/bulan saat ini.Namun BI masih mengharapkan tak ada lagi transaksi yang menggunakan dolar AS di dalam negeri."Kita melihat Kemenperin juga memberikan arahan pada industri yang di bawah supervisi Kemenperin untuk betul-betul bisa menerapkan penggunaan rupiah di dalam negeri. Untuk beberapa sektor khusus yang memerlukan penyesuaian dan memerlukan transisi juga kita bicarakan, dan tentu kami berikan kesempatan untuk transisi, Namun kemajuannya menunjukkan kondisi yang baik," kata Agus. disadur dari situs detik finance

Kondisi perekonomian dunia saat ini masih tidak bagus. Ekonomi di negara maju dan berkembang tidak seperti yang diharapkan, dan juga masih dalam tekanan."Ekonom...

agus-marto-ekonomi-dunia-masih-tidak-bagus

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/18162.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/18162.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/18162.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/18162.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/18162.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/18162.jpg

Agus Marto: Ekonomi Dunia Masih Tidak Bagus

WinNetNews.com - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Sabtu (23/1) waktu setempat, di Davos, Swiss mengatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak akan menimbulkan malapetaka bagi perekonomian global. Gejolak yang ditimbulkannya pun terhadap pasar finansial disebutnya sangat normal.Lagarde berbicara pada hari terakhir World Economic Forum (WEF) 2016 di resor ski Swiss. WEF tahun ini dibayangi oleh perlambatan pertumbuhan Tiongkok, kejatuhan harga minyak mentah dunia, dan sejumlah ketegangan geopolitik.Transisi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dari berbasis ekspor dan investasi untuk menjadi lebih berbasis konsumsi domestik paling menyita perhatian kaum elit finansial global, karena statusnya sebagai negara perekonomian terbesar kedua dunia.“Tapi kami tidak melihat hard landing. Yang kami lihat adalah evolusi, transisi besar yang memang akan bergelombang jalannya. Kita harus terbiasa dengannya karena ini merupakan jalan yang tepat serta sangat normal untuk menuju pertumbuhan lebih berkualitas dan lebih berkelanjutan sebagaimana harapan kita semua,” tutur Lagarde.&#160;Pemerintah Tiongkok pekan lalu mengumumkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada 2015 mencapai 6,9% atau terendah dalam 25 tahun. Kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok menimbulkan ketakutan di pasar finansial dunia.Harga-harga saham global anjlok sejak 1 Januari 2016, meski akhir pekan lalu menguat tajam setelah muncul indikasi ada tambahan stimulus-stimulus. Pasar saham juga terpengaruh kejatuhan harga minyak mentah dunia, yang terus tertekan kelebihan pasokan.“Yang terjadi saat ini adalah awal tahun terburuk yang pernah dialami oleh pasar finansial. Pasar sangat mengkhawatirkan arah perekonomian Tiongkok. Mereka takut akan menjadi resesi global,” ujar Tidjane Thiam, bankir asal Prancis dan CEO Credit Suisse.Meski begitu, Thiam meyakini bahwa Tiongkok akan mengalami soft landing. Bank-bank global, tambah dia, saat ini dalam posisi jauh lebih kuat.Thiam juga memuji langkah-langkah regulator global untuk memperkuat neraca keuangannya. Dia juga mengatakan ini saat yang tepat bagi The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga meski artinya ada perbedaan arah kebijakan antarbank sentral utama dunia.“Normalisasi dibutuhkan karena saya tidak menyukai periode yang mana risiko terdistorsi begitu lama,” kata Thiam.Menteri Keuangan Inggris George Osborne mengatakan, situasi yang menyelimuti perekonomian Tiongkok membayangi perhelatan Davos tahun ini.“Sejak abad-abad sebelumnya, dunia tidak cukup baik dalam mengakomodasi naiknya kekuatan-kekuatan dunia sehingga kerap menimbulkan kejadian-kejadian yang menyedihkan. Menurut saya kita semua amat berkepentingan untuk membawa Tiongkok masuk ke dalam kelembagaan-kelembagaan multilateral dunia,” tutur Osborne.(seperti dilansir dari Berita Satu)

WinNetNews.com  - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, Sabtu (23/1) waktu setempat, di Davos, Swiss mengatakan bahwa perlambat...

imf-khawatir-akan-pertumbuhan-ekonomi-dunia

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/13554.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/13554.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/13554.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/13554.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/13554.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/13554.jpg

IMF Khawatir Akan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

WinNetNews.com - International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai 3,4 persen pada 2016 dan 3,6 persen di 2017.Proyeksi tersebut turun 0,2 persen dari proyeksi yang pernah diumumkan dalam laporan IMF terakhir yakni di bulan Oktober 2015 lalu.Dalam laporan World Economic Outlook terbaru, IMF menyebut perlambatan tajam ekonomi China dan lemahnya harga komoditas telah menempa negara-negara berkembang (emerging markets) seperti Brasil yang diperkirakan minus 3,5 persen tahun ini, dan 0 persen pada 2017.Sedangkan untuk realisasi pertumbuhan ekonomi China yang hanya mencapai 6,9 persen pada tahun lalu, telah menimbulkan guncangan di pasar keuangan dunia. Pertumbuhan China pun diproyeksikan turun menjadi 6,3 persen di 2016 dan 6 persen di 2017.&#160;Masih mengacu pada laporan lembaga moneter dunia tersebut, pergolakan pasar yang terjadi belakangan ini juga akan mendorong depresiasi mata uang di pasar negara berkembang.&#160;Risiko lainnya yang juga harus dihadapi adalah apresiasi mata uang dolar lebih lanjut dan eskalasi ketegangan geopolitik.Di mana Bank investasi AS Morgan Stanley mengatakan skenario terburuk yang mungkin terjadi adalah adanya kemungkinan resesi global tahun ini akan meningkat 20 persen.Selanjutnya, IMF pun memprediksi hanya ada beberapa negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yakni Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa seperti Inggris.IMF menyebut pertumbuhan ekonomi AS dibantu oleh penguatan nilai mata uang dolar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,6 persen di tahun 2016 dan 2017 prediksi ini turun 0,2 persen dari proyekzi bulan Oktober 2015 lalu.Di Eropa, harga minyak yang lebih rendah akan membantu meningkatkan konsumsi swasta, sehingga IMF memprediksi pertumbuhan ekonominya meningkat menjadi 1,7 persen tahun ini.(seperti dilansir dari CNN Indonesia)

International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan mencapai 3,4 persen pada 2016 dan 3,6 persen di 2017.Proyeksi tersebut tu...

imf-prediksi-ekonomi-dunia-hanya-akan-tumbuh-34-tahun-ini

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/12606.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/12606.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/12606.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/12606.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/12606.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/12606.jpg

IMF Prediksi Ekonomi Dunia Hanya Akan Tumbuh 3.4% Tahun Ini

WinNetNews.com - Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan perekonomian global 2016, Rabu (6/1) waktu setempat. Dalam laporan terbaru Prospek Ekonomi Global, angka proyeksi yang diumumkan pada Juni 2015 sebesar 3,3% dipangkas 0,4 poin persentase menjadi 2,9%.Meski direvisi turun, angka proyeksi terbaru masih lebih cepat dibandingkan 2015 yang hanya mencapai 2,4%. Saat mengemukan alasannya, Bank Dunia menyebut tingkat pertumbuhan mengecewakan yang dialami negara-negara besar pasar berkembang, seperti Tiongkok dan Brasil.“Kelemahan-kelemahan simultan di sebagian besar negara pasar berkembang menghambat sasaran-sasaran pengentasan kemiskinan dan kemakmuran bersama, karena selama satu dekade terakhir negara-negara itu adalah kontributor utama pertumbuhan global,” bunyi pernyataan Bank Dunia di markasnya Washington, Amerika Serikat (AS).Di tengah-tengah transisi perekonomian menuju berbasis konsumsi domestik, pertumbuhan ekonomi Tiongkok diprediksi melambat lagi dari 6,9% pada 2015 menjadi 6,7% tahun ini. Proyeksi 2016 bagi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua itu 0,3 poin lebih rendah dari enam bulan lalu dan menandakan kinerja paling lemah sejak 1990.&#160;Tiongkok juga mengalami turbulensi keuangan sejak pertengahan 2014 dan yang terbaru adalah indeks pasar sahamnya terjun bebas 7% lebih, Senin (4/1), yang terulang pada Kamis (7/1).Revisi turun pertumbuhan ekonomi yang dilakukan Bank Dunia lebih drastis lagi bagi dua negara besar lainnya di pasar berkembang yang sudah berada dalam resesi, yakni Brasil yang dipangkas 3,6 poin menjadi kontraksi 2,5% dan Rusia yang diturunkan 1,4 poin menjadi kontraksi 0,7%.Kedua negara tersebut terpukul keras oleh kemerosotan harga-harga komoditas dunia, seperti minyak dan produk-produk pertanian. Menurut kepala ekonom Bank Dunia Kaushik Basu, ada perbedaan besar dalam kinerja ekonomi di antara negara-negara pasar berkembang.Apabila dibandingkan enam bulan lalu, kata dia, risiko-risiko yang dihadapi sudah meningkat, terutama yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya perlambatan tak karuan (disorderly slowdown) di negara-negara besar pasar berkembang.“Kombinasi antara kebijakan-kebijakan fiskal dan kebijakan-kebijakan bank sentral dapat membantu mengurangi risiko-risiko ini dan mendukung pertumbuhan,” ujar Basu.Bank Dunia juga menyebutkan, risiko-risiko terhadap prospek pertumbuhan global 2016 meliputi stres keuangan terkait kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) pada Desember tahun lalu dan ketegangan-ketegangan geopolitik.Basu mengatakan, perlambatan simultan di empat negara terbesar pasar berkembang, yaitu Brasil, Rusia, Tiongkok, dan Afrika Selatan, telah menimbulkan risiko-risiko penularan terhadap perekonomian seluruh dunia.“Riak-riak global dari perlambatan Tiongkok diperkirakan menjadi yang terbesar tapi lemahnya pertumbuhan di Rusia telah menghambat kegiatan ekonomi di negara-negara lain di kawasan tersebut,” kata dia.Bank Dunia, yang beranggotakan 188 negara, menyampaikan bahwa negara-negara berkembang diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% tahun ini. Meski ada pertumbuhan namun angkanya 0,4 poin lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya.(seperti dilansir dari Berita Satu)

Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan perekonomian global 2016, Rabu (6/1) waktu setempat. Dalam laporan terbaru Prospek Ekonomi Global, angka proyeksi ya...

ekonomi-dunia-akan-tumbuh-lambat-tahun-ini

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image120x40/post/11099.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/Image1200x400/post/11099.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide-small/post/11099.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/slide/post/11099.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-home/post/11099.jpg

https://asset.winnetnews.com/image/cache/thumb-mobile/post/11099.jpg

EKONOMI DUNIA